u n t o l d s t o r y: Perpisahan SMA

Tanggal 19 Mei 2009, adalah hari terindah sekaligus ajang kangen2an(setelah hampir 1 bulan ngga jumpa, setelah UN) buat kami para letting '09. Yaa, hari itu adalah hari perpisahan siswa kelas 3 letting 09. Mmm, acara yang di buat ama panitia kelas 1 dan kelas 2 di Gedung AAC Dayan Dawood lumayan asyik lah. Tribun atas di penuhi ama siswa-siswi kelas 1 dan 2. Tapi, khusus siswa kelas 3 di sediakan tempat khusus di depan. Udah kebiasaan dari tahun-tahun sebelumnya.

Dan untuk perpisahan terakhir ini, kami menampilkan sebuah parodi yang ALHAMDULILLAH sukses!!!Yaa, perjuangan dalam mewujudkan parodi ini alurnya itu maju mundur. Diawali dengan marah-marah, biayanya, latihan yang nggak kompak, waktu latihannya yang sering molor. Pokoknya klop deh semua masalah ada, dan hampir aja kami batalin untuk tampil waktu perpisahan. Padahal, kami udah lewat seleksi. Tapi, Karena parodi ini adalah persembahan terakhir kami untuk Alm. Bapak kami. Kami tetap lanjutin, masalah jelek atau bagus itu belakangan.

Sebelum hari perpisahannya, kami semua pergi ke AAC untuk gladi. Karena gladinya belum mulai, alhasil kami nunggu. Lumayan lama sih nunggunya, sampe 3 jam sob. Maknyus pokoknya. Dan, setelah kelas kami dipanggil untuk tes di atas panggung, eeehhh malah anak cewek pada pergi. Sebetulnya sih, mereka sholat. Dan kami musti nunggu 5 menit lagi. Nggak lama kemudian, mereka balek lagi. Dan kami langsung naek ke panggung, dan kami pun meminta Hery(ketua kelas) untuk putarin lagu Goyang Duyu aja. Dan, kami semua bergoyang duyu. SUMPAH!!!Gemetaran bos aku di panggung. Hahahaha.

Besoknya, waktu perpisahan.

Kami semua kumpul di rumah Manda, yang kebetulan dekat dengan gedung AAC. Janjinya, jam 7.30. Tapi, kebanyakan mereka datangnya jam 8 lewat. Wuiihh, mantraabbb. Dan, setelah semuanya berkumpul. Kami langsung tancap gas ke gedung AAC. Waktu kami nyampe di dalam gedung, JUST OUR CLASS yang kelas 3. Kelas lain pada belom datang. We're the first. Nggak bangga juga. Dan, setengah jam kemudian, acara formalnya dimulai. Dan dimulailah peristiwa paling nggak asyik sedunia. Perut aku lagi nggak bersahabat ( did you know what i think??). Dan, tanpa pikir panjang lagi. Aku langsung pulang ke rumah, yang kebetulan nggak jauh amat dari AAC. Eh, nyampe di rumah. Hilang sakit perutnya. DASARRR!!!Dan, aku pun langsung balik lagi ke AAC dalam waktu 5 menit(kalau aku nggak salah hitung). Dan setelah nyampe disana, aku nggak banyak ketinggalah acaranya. Cuma pidato perwakilan kelas 1 dan kelas 2 aja yang aku lewatin. Yaa, gak apa deh. Dan kemudian, pidato dari perwakilan kelas 3, Sandy Irtama. Mantan ketua OSIS kami waktu kelas 2. Setelah pidato-pidato itu selesai, aubade SMAN 3 dinyanyikan. Wuiih, merinding euyy dengarnya!!
Setelah aubade itu selesai, tibalah acara salam-salaman siswa kelas 3 dengan para guru. Mmm, disini aku speechless. Disini aku nggak bisa ngomong banyak, karena aku disini hampir aja nangis. Waktu aku salaman, tiba-tiba aku teringat, "seandainya aja Pak Hajiri ada disini, berdiri sama kami..". Aku bilang sama kawan aku, dan reaksi dia sama seperti aku. Matanya mulai berkaca-kaca. Disini, aku dipeluk dan didoain sama guru-guru. Semoga apa yang didoain sama guru-guru kami itu menjadi kenyataan, amiinnnn!!!
Setelah kami sampai dibawah panggung, aku melihat hampir sebagian teman-teman aku pada nangis semua. Disitu aku juga minta maaf sama kawan aku, yang udah cukup lama, yaa bisa dibilang marahan.

Parodi began!!
Kami semua bersiap-siap, untuk ganti kostum. Anak cowok, pada pake baju dan celana hitam semua. Tapi, baju dalamnya musti putih polos. Oh iya, kami juga pakai kain panjang ( aku lupa namanya) di pinggang, khas penari india. Hahahaha. Dan, beberapa menit sebelum tampil. Kami udah pada siap di belakang panggung. Dan, kelas kami pun dipanggil. Yang pertama naik ke atas panggung anak cowok. Waktu kami naik, anak-anak cewek kelas 1 dan 2 pada bersorak, "yeeeeeee". Nggak tau maksudnya. Dan musik......jreennggg. Lagu india. Hahahaha. Joget india. Gilaaa, semua tepuk tangan, pada suka sama goyangan india itu. Dan, anak cewek pun masuk. Sama juga. Tepuk tangan mewarnai parodi kami. Alhamdulillah, sukses!!!we're happy. Dan, waktu kami baca puisi untuk alm. pak hajiri. Guru-guru nangis. Kami juga ikut terhanyut, semua diam. Waktu dibaca puisi itu, aku jadi keingat waktu beliau masih ada. hmm......
Akhirnya, sebuah tepuk tangan memecah keheningan. Dan, puisi nya pun selesai dibacakan. Applause dari semua siswa dan guru, buat kami bahagia, dan bangga. Jerih payah kami nggak sia-sia. Yang penting tujuan kami baik, dan Allah senantiasa selalu kasih kami kesabaran.

Jepretan itu....